Tuesday, May 21, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Aisyah Mencela Abu Hurairah?

dsaDalam sebuah diskusi, ada yang menyatakan bahwa Asiyah pernah mengumpat Abu Hurairah karena terlalu banyak meriwayatkan hadis. Juga disebutkan bahwa Aisyah mengumpat Abu Hurairah karena kadang hadisnya bertentangan dengan yang diriwayatkan oleh Aisyah.

 

Jawaban dari pertanyaan di atas sebagai berikut:

1. Hadis tentang Aisyah yang dianggap mengumpat Abu Hurairah terdapat dalam kitab Bidayah Wannihayah karya Ibnu Katsir, Sairu A’laminnubala karya Adzahabi, Tarikh Dimasy Ibnu Asakir, Fathul Bari karya karya Ibnu Hajar al-Asqalani, Tabaqat karya Ibnu Saad dan lain sebagainya. Jika dibaca hadis secara lengkap, nampak sekali bahwa Abu Hurairah memberikan jawaban atas dakwaan Aisyah, yang kemudian dimaklumi oleh Aisyah. Sayangnya, banyak yang memotong hadis sehingga yang nampak hanya celaan Aisyah saja. Hadis lengkapnya sebagai berikut:

عن سعيد ، أن عائشة قالت لأبي هريرة : أكثرت الحديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم يا أبا هريرة  قال إني والله ما كانت تشغلني عنه المكحلة والخضاب ، ولكني أرى ذلك شغلك عما استكثرت من حديثي . قالت  لعله

Dari Said bahwa Aisyah berkata kepada Abu Hurairah, “Kamu banyak sekali meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw. wahai Abu Hurairah? Abu Hurairah menjawab, “Demi Allah, itu karena aku tidak disibukkan dengan bercelak, bercermin atau meminyaki (rambut)”. Aisyah menjawab, “Oh begitu”.

 

Dari jawaban aisyah di atas sangat jelas alas an mengapa abu hurairah bisa meriwayatkan banyak hadis. Ketika abu hurairah memberikan jawaban, Aisyah pun memakluminya.

 

2. Tidak benar bahwa Aisyah bertentangan dengan Abu Hurairah dan mencelanya. Berikut contoh hadis dari Imam Ahmad, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan dibenarkan oleh Aisyah:

عن ابن عمرأنه مر بأبي هريرة وهو يحدث عن النبي  أنه قال: «من تبع جنازة فصلى عليها فله قيراط، فإن شهد دفنها فله قيرطان، القيراط أعظم من أُحُد».

Dari Ibnu Umar bahwa ia melewati Abu Hurairah. waktu itu Abu Hurairah sedang meriwayatkan hadis yang bunyinya, “Barangsiapa yang mengikuti jenazah kemudian ia juga turut menyalatinya, maka ia mendapatkan pahala satu qirath. Jika ia juga menghadiri pemakamannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath itu, lebih besar dari gunung uhud.

فقال له ابن عمر: أبا هِرّ انظر ما تحدث عن رسول الله ، فقام إليه أبو هريرة حتى انطلق به إلى عائشة فقال لها: يا أم المؤمنين أنشدك بالله أسمعت رسول الله  يقول: «من تبع جنازة فصلى عليها فله قيراط فإن شهد دفنها فله قيراطان»؟.

فقالت: اللهم نعم.

Ibu umar lalu berkata, “Abu Hurairah, apa yang kamu katakana mengenai hadis Rasulullah tadi?” Kemudian ia berdiri membawa Abu Hurairah untuk menemui Aisyah. Lalu Ibnu Umar menceritakan hadis Abu Hurairah kepada Aisyah dengan mengatakan, “Wahai Ummul Mukminin, apakah kau pernah mendengar Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang mengikuti jenazah kemudian ia juga turut menyalatinya, maka ia mendapatkan pahala satu qirath. Jika ia juga menghadiri pemakamannya, maka ia mendapatkan dua qirath.?” Aisyah menjawab, “Benar.

 

3. Tentang perbedaan periwayatan hadis, itu sering terjadi di kalangan para sahabat. Perbedaan tersebut lumrah terjadi. Bukankah banyak hadis Nabi, yang secara zhahir memang saling bertentangan? Seperti hadis tentang pertanyaan sahabat mengenai amalan yang paling utama? Suatu kali Rasulullah saw menjawab, “Shalat pada waktunya”, di lain kali beliau menjawab, “Haji mabrur”, di lain waktu beliau menjawab, “Jihad fi Sabilillha?”. Apakah lantas semua sahabat perawi hadis tersebut tidak dapat dipercaya, karena meriwayatkan hadis yang berbeda-beda?. Tentu tidak demikian. Perbedaan periwayatan, karena kadang memang Rasul berkata dengan redaksi yang berbeda, dengan kondisi yang berbeda, audien yang berbeda dan kemaslahatan sahabat yang berbeda. Dari sinilah muncul kaedah dalam ilmu ushul bahwa fatwa dapat berubah sesuai dengan ruang, waktu, kondisi dan tradisi. Jadi, perbedaan tadi, bukan menjadi kesalahan sahabat.

 

4. Memahami hadis, membutuhkan fikih hadis. Dengan demikian akan mudah memahami mengenai berbagai hadis, yang secara zhahir seakan saling bertentangan tanpa harus mencela salah satu sahabat.

 

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

7 − two =

*