Friday, May 3, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Ini Lho, Firqah Najihah Menurut Muhammadiyah

اَمَّا بَعْدُ فَاِنَّ الفِرْقَةَ النَّاجِيَةَ (1 (مِنَ السَّلَفِ اَجْمَعُوا عَلَى الإِعْتِقَادِ بِأَنَّ العَالَمَ آُلَّهُ حَادِثٌ خَلَقَهُ االلهُ مِنَ العَدَمِ وَهُوَ اَىِ العَالَمُ) قَابِلٌ لِلفَنَاءِ (2 (وَعَلَى اّنَّ النَّظْرَ فِى الكَوْنِ لِمَعْرِفَةِ االلهِ وَاجِبٌ شَرْعًا (3 (وَهَا نَحْنُ نَشْرَعُ فِى بَيَانِ اُصُولِ العَقَائِدِ الصَّحِيْحَةِ.
Kemudian dari pada itu, maka kalangan ummat yang terdahulu, yakni mereka yang terjamin keselamatannya (1), mereka telah sependapat atas keyakinan bahwa seluruh ‘alam seluruhnya mengalami masa permulaan, dijadikan oleh Allah dari ketidak-adaan dan mempunyai sifat akan punah (2). Mereka berpendapat bahwa memperdalam pengetahuan tentang ‘alam untuk mendapat pengertian tentang Allah, adalah wajib menurut ajaran Agama (3). Dan demikianlah maka kita hendak mulai menerangkan pokok-pokok kepercayaan yang benar.
Yang harus digarisbawahi dari kalimat di atas adalah ungkapanberikut ini:
عْدُ فَاِنَّ الفِرْقَةَ النَّاجِيَةَ (1 (مِنَ السَّلَفِ اَجْمَعُوا عَلَى الإِعْتِقَادِ بِأَنَّ العَالَمَ آُلَّهُ حَادِثٌ خَلَقَهُ االلهُ مِنَ العَدَمِ وَهُوَ اَىِ العَالَمُ) قَابِلٌ لِلفَنَاءِ
Kemudian dari pada itu, maka kalangan ummat yang terdahulu, yakni mereka yang terjamin keselamatannya (1), mereka telah sependapat atas keyakinan bahwa seluruh ‘alam seluruhnya mengalami masa permulaan, dijadikan oleh Allah dari ketidak-adaan dan mempunyai sifat akan punah

Di atas disebutkan mengenai kelompok yang selamat, yaitu kelompok yang menyatakan bahwa alam itu ada permulaan dan ia muncul dari ketiadaan. Banyak hadis-hadis yang menerangkan mengenai kelompok yang selamat ini, seperti halnya yang disebutkan di HPT, di antaranya adalah ahdis-hadis berikut ini:
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :(( اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ، وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ )) قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ هُمْ ؟ قَالَ: ( اَلْجَمَاعَةُ ).
Dari Sahabat ‘Auf bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ummat Yahudi berpecah-belah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, maka hanya satu golongan yang masuk surga dan 70 (tujuh puluh) golongan masuk neraka. Ummat Nasrani berpecah-belah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan 71 (tujuh puluh satu) golongan masuk neraka dan hanya satu golongan yang masuk surga. Dan demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, sungguh akan berpecah-belah ummatku menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, hanya satu (golongan) masuk surga dan 72 (tujuh puluh dua) golongan masuk neraka.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, ‘Wahai Rasûlullâh, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang selamat) itu ?’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘al-Jamâ’ah.’” (HR. Ibnu Majah)
خَطَّ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيْلُ اللهِ مُسْتَقِيْمًـا، وَخَطَّ خُطُوْطًا عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَـالِهِ، ثُمَّ قَالَ: هَذِهِ سُبُلٌ ]مُتَفَـِرّقَةٌ[ لَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ، ثُمَّ قَرَأَ قَوْلَهُ تَعَالَـى: وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat garis dengan tangannya kemudian bersabda, ‘Ini jalan Allâh yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat) tak satupun dari jalan-jalan ini kecuali disana ada setan yang menyeru kepadanya.’ Selanjutnya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allâh Azza wa Jalla , “Dan sungguh, inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” [al-An’âm/6:153] [3]

تَفْتَرِقُ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً قَالُوْا وَمَا تِلْكَ الْفِرْقَةُ قَالَ مَا اَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِيْ. (رواه الطبراني وغيره(

“Umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok, semuanya masuk neraka, kecuali satu. Para shahabat bertanya: “Siapakah kelompok itu wahai Rasulallah?” Rasulullah SAW bersabda: “Kelompok yang sesuai dengan sunnahku dan shahabatku pada hari ini.” [HR. al-Thabrani]

Hadis di atas sering dijadikan sebagai klaim bagi setiap kelompok Islam baik dari Syiah, khawarij, muktazilan, dan lainnya untuk membenarkan kelompoknya dan beranggapan bahwa kelompok lain sesat dan tidak selamat.

Perbedaan ada dua kemungkinan, perbedaan dalam ranah ushul (akidah) dan perbedaan dalam ranah fikih. Dalam ranah akidah, perbedaan tersebut menyebabkan munculnya berbagai varian kelompok Islam. Ada yang beranggapan bahwa Allah tidak seperti apapun, ada ang beranggapam bahwa Allah mempunyai sifat makhluk, ada yang berpendapat bahwa Allah mempunyai sifat hadis yang tidak bermula dan lain sebagainya. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Allah keliru dalam memberikan wahyu. Sejatinya bukan untuk nabi Muhammad saw tapi untuk sayidina Ali. Ada pula yang mentuhankan Ali karamallahu wajhahu.

Sementara itu, pernbedaan dalam ranah fikih memunculkan madzhab yang bermacam-macam. Bahkan di kalangan ahli sunnah saja, muncul banyakmadzhab seperti Syafiiyah, Hanabilah, Malikiyah, Zhahiriyah, Hanafiyah, Tsauriyah dan lain sebagainya. Bahkan konon pada masa salaf, seperti yang disebutkan oleh Syaih Ali Jumah pada masa salaf sampai terdapat 80 madzhab fikih.

Perbedaan yang membuat seseorang tidak selamat, apakah perbedaan dalam ranah ushul ataukah furu (fikih)?

Imam Abu Mansur Muhammad al-Bagdadi yang bermadzhab ahli sunnah dari kalangan Asy’ariyah dalam kitabnya al-Farqu Bainal Firaq menyatakan bahwa perbedaan itu bukan perbedaan furu fikih. Alasannya adalah bahwa perbedaan fikih merupakan perbedaan yang masih bisa ditolerin. Ia sekadar berbeda dalam memahami nas yang sifatnya zhanni. Perbedaan ini, ada dua kemungkinan, pertama keduanya sama-sama benar. Kedua, salah satu benar dan yang lainnya salah. Hanya saja, baik dua pendapat sama-sama benar atau salah satu benar dan lainnya salah, para mujtahid dalam bidang ini tidak dianggap sesat. Keduanya dianggap telah melakukan ijtihad, sehingga bagi yang salah mendapatkan satu pahal, sementara bagi yang benar mendapatkan dua pahala. Hal ini sesuai dengan hadis nabi Muhammad saw berikut ini:

إذا حكم الحاكم فاجتهد فأصاب فله أجران، وإذا حكم فاجتهد ثم أخطأ فله أجر

Artinya: Apabila seorang hakim membuat keputusan apabila dia berijtihad dan benar maka dia mendapat dua pahala apabila salah maka ia mendapat satu pahala. (HR. Bukhari dan Muslim).

Jika kita lihat terkait firqah najihah seperti yang tertulis di HPT, nampak pula bahwa terkait firqah najihah, HPT melihat dari perbedaan di ranah akidah dan bukan fikih.Ppengelompokan kelompok yang selamat atau tidak, oleh HPT dibatasi dengan dua keyakinan terkait urusan akidah, yaitu keyakinan alam raya ada permulaan dan ada ahir. Perhatikan teks sebagai berikut:

عْدُ فَاِنَّ الفِرْقَةَ النَّاجِيَةَ (1 (مِنَ السَّلَفِ اَجْمَعُوا عَلَى الإِعْتِقَادِ بِأَنَّ العَالَمَ آُلَّهُ حَادِثٌ خَلَقَهُ االلهُ مِنَ العَدَمِ وَهُوَ اَىِ العَالَمُ) قَابِلٌ لِلفَنَاءِ
Kemudian dari pada itu, maka kalangan ummat yang terdahulu, yakni mereka yang terjamin keselamatannya (1), mereka telah sependapat atas keyakinan bahwa seluruh ‘alam seluruhnya mengalami masa permulaan, dijadikan oleh Allah dari ketidak-adaan dan mempunyai sifat akan punah

Di sini, terdapat persesuaian antara apa yang disampaikan oleh HPT dengan apa yang disampaikan oleh Abu Mansur Muhammad al-Bagdadi. Dalam kitab al-Farqu bainal Firaq, Abu Mansur Muhammad al-Bagdadi di awal buku menyebutkan mengenai hadis nabi Muhammad terkait 73 golongan umat Islam. Lalu beliau mencantumkan berbagai kelompok islam dari masa Abu Bakar ash-shidik hingga kelompok islam yang ada di zamannya. Kemudian beliau menganalisa dan berkesimpulan bahwa yang selamat adalah keompok ahli sunnah wal jamaah baik Asyariyah maupun Maturidiyah. Beliau secara sharih menyebutkan dua hal di atas, yaitu hudusul awal dan juga alam raya yang akan punah seperti pernyataan berikut ini:
(هو كلام فى حدوث العالم ).
Yaitu pendapat terkait hudusul alam (alam raya yang bermula)
Terkati dalilul hudus, Imam Baqilani menyatakan sebagai berikut:
((وهذا الطريق من الكلام في حدوث الأجسام هو المعتمد في هذا الباب
Sarana yang menyatakan mengenai benda yang mempunyai permulaan, merupakan yang diakui di bab ini.
Imam Maturidi menyatakan sebagai berikut:
والأصل أن الله تعالى لا سبيل إلى العلم به إلا من طريقة دلالة العالم عليه
Prinsipnya bahwa Allah tidak akan dapat diketahui kecuali dengan melihat bukti alam raya
Imam Ghazali menyatakan sebagai beirkut:
من لا يعتقد حدوث الأجسام فلا أصل لاعتقاده في الصانع أصلا
Barangsiapa yang tidak yakin mengenai awal mula penciptaan benda (hudusul ajsam), maka ia tidak akan percaya dengan adanya Sang Pencipta.
Imam Nasafi berkata:
من المحال أن يكون من لا علم له بحدوث العالم وثبوت الصانع ووحدانيته وثبوت النبوة مؤمنا
Sangat mustahil dianggap beriman, orang yang tidak punya pengetahuan mengenai alam raya yang punya permulaan (hudusul alam), tidak tau Sang Pencipta, tidak mengesakan-Nya dan tidak menetapkan tentang kenabian.

Sementara ini,mengenai binasanya alam raya, Abu Mansur Muhammad al-Bagdadi menyatakan sebagai bahwa pengikut ahli sunnah itu percaya bahwa allah mampu memusnahkan alm raya.
ان الله سبحانه وتعالى قادر على افناء جميع العالم جملة
Allah subhanau wata ‘ala sanggup untuk memusnahkan seluruh alam raya ini.
Dalam kitab Hasyiyah al-Kalanbawi asyarhi al-Jalal ad-Dawani alal Aqaid al-Adiyyah yang bermadzhab Ahli sunnah asyariyah menyatakan bahwa di antara keyakinan ahli sunnah adalah sebagaiberikut:
على ان العالم قابل للفناء
Bahwa alam raya dapat punah

Dari beberapa uraian di Atas, nampak jelas bahwa terkait kelompok yang selamat, Muhammadiyah merajihkan pendapat Ahli Sunnah dari kalangan Asyariyah atau Maturidiyah, yaitu kelompok yang beranggapan bahwa alam itu bermula dan akan binasa. Wallahu a’lam

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

four × 5 =

*