Saturday, April 20, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Zuhdi Amin; Engaku Bukanlah Sekadar Manusia Biasa

gfds

Dewasa ini, fitnah yang melanda umat Islam dan sangat berbahaya efeknya bagi pribadi muslim adalah pengurangan kedudukan nabi Muhammad di antara semua makhluk. Di antara kita sebagai umat Islam ada yang berfaham bahwa banyak memuji dan bershalawat kepada baginda Nabi termasuk perbuatan berlebihan (ghulu) yang bisa berdampak pada perbuatan syirik. Ada juga di antara umat Islam yang berpendapat bahwa berziarah mengunjungi makam Nabi Muhammad saw di masjid Nabawi itu bagian dari perbuatan maksiat. Tidak boleh malkukan shalat jamak di sana.

 

Ada kisah bahwa suatu kali ada seorang Sultan berziarah ke makam Imam al-Busthami, salah seorang ulama sufi yang sangat ternama. Di makam imam al-Bustami, sang Sultan mencari murid dari imam al-Busthami. Lalu beliau bertanya kepada salah seorang yang ada di sana, “Apakah ada murid imam al-Bustami yang berada di masjid ini”. Orang itu menunjukkan sultan kepada seorang yang sudah tua duduk dipojok masjid. Sultan bergegas melangkahkan kaki untuk mmenemuinya. Ia lalu bertanya, “Wahai syaikh, apakah Anda ingat pesan-pesan hikmah dari imam al-Busthami?”. Ia menjawab, “Imam al-Busthami pernah berkata, “Barangsiapa yang melihatku, maka api neraka tidak membakarnya”. Sultan kaget dengan jawaban orang tadi. Ia lalu berkata, “Ini tidak mungkin terjadi. Abu Jahal saja yang pernah melihat Nabi, ia kelak akan dibakar oleh api neraka?” Orang tua itu menjawab, “Abu Jahal tidak melihat Nabi Muhammad saw. Abu Jahal sekadar melihat bahwa Muhammad adalah cucu Abdul Muthalib. Jika saja Abu Jahal melihat bahwa Muhammad sebagai Nabi, Rasul dan teladan, tentu ia tidak akan pernah terbakar oleh api neraka.

 

Bukan manusia yang mengakui bahwa Nabi Muhamamd saw adalah manusia paling sempurna. Bukan juga makhluk lainnya. Namun Allah lah yang menjadi saksi dan menyatakan mengenai kesempurnaan itu.

وانك لعلى خلق عظيم

“Dan sungguh engkau (Muhammad) berada pada akhlak yang agung”.

Imam syarifuddin al-busiri juga berkata:
فان فضل رسول الله ليس له حد
فيعرب عنه ناطق بفم
Kesempurnaan Rasulullah tidak ada batasnya
Ungkapkan itu hanya sekadar bisa diungkapkan oleh bibir
فمبلغ العلم فيه أنه بشر
وانه خير خلق كلهم
Manusia hanya mengetahui bahwa ia adalah manusia
Namun ia adalah makhluk terbaik di jagat ini
دع ما ادعته النصارى فى نبيهم
واحكم ما شئت مدحا فيه واحتكم
Tinggalkan apa yang menjadi keyakinan umat nasrani tentang nabi mereka (Isa)
Dan buatlah pujian untuknya sesuka hati Anda

 

Memuji dan bershalawat kepada baginda Nabi tidak ada hubungannya dengan Ghulu (sikap berlebihan) terhadap nabi. Apalagi dianggap dapat membawa kemusyrikan. Memuji baginda Nabi sebagai tanda bahwa hati maniusoa ada rasa cinta kepada baginda. Cinta kepada Nabi merupakan sungsum iman manusia kepada Allah dan Nabi-Nya. Cinta kepada Nabi Muhammad saw itu inti jalan menuju Allah.

 

Abu Razin al-Uqaily bertanya, “Wahai Rasulullah apa itu iman?” Rasulullah menjawab, “Iman itu menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari pada dirinya dan dari apa-apa selain keduanya”.

 

Semoga kita menjadi orang yang mampu memberikan penghargaan kepada baginda Nabi sesuai dengan maqamnya. Semoga kita tidak menjadikan beliau sekadar manusia biasa yang lepas dari nilai kesempurnaan. Sungguh merugi Abu Jahal yang diberi masa untuk menatapnya, namun sekadar melihat baginda Nabi sebagai manusia biasa. Wallahu a’lam

 

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

three + 10 =

*