Tuesday, April 23, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Syaih Azhar Selalu Promosi Ahli Sunnah, Ada Apa?

dfsahh

 

Brangkali ada yang bertanya-tanya, mengapa al-Azhar dengan simbul Imam Akbar Syaih Ahmad Toyib beberapa kali mengadakan seminar internasional seputar ahli sunnah? Bukankah kebanyakan persoalan uamt terkait dengan isu politik dan bukan ideology? Pertanyaan ini beberapa kali saya jupai di group WA. Jawabannya sebagai berikut:

 

Dalam beberapa ceramahnya, syaih Azhar sering mengatakan bahwa paham ahli sunnah telah “dirampas” pihak tertentu lalu mereka menamakan diri sebagai ahli sunnah yang benar. Padahal sesungguhnya mereka ini bukan ahli sunnah. Mereka lebih layak jika disebut sebagai penganut Ghulah Hanabilah. Ahlu sunnah hanya dijadikan sebagai tameng untuk justifikasi  atas pemikiran mereka.

 

Mengapa kelompok ini bukan ahli sunnah? Karena dilihat dari sisi pemikiran, sama sekali tidak mencerminkan ahli sunnah. Ahli sunnah menurut syaih Azhar adalah paham yang dipegang oleh para fuqaha, termasuk imam Ibnu Hambal, pengikut imam Asyari, pengikut Imam Maturidi, kalangan muhaditsin dan juga para sufi. Terkait ayat-ayat mutasyabihat, ahli sunnah tidak melakukan tajsim, namun tanzih dengan metode tafwith atau takwil. Sementara Ghulah Hanabilah cenderung tajsim.

 

Di sisi lain, ahli sunnah menghormati pemahaman kelompok lain yang berada di luar ahli sunnah. Selama suatu kelompok masih percaya dengan rukun Islam dan rukun iman, maka mereka masih tergolong ahli kiblat. Oleh karena itu, mereka tetap dianggap muslim. Ahli sunnah, menurut syaih Azhar tidak mudah untuk mengeluarkan seseorang atau keompok Islam keluar dari Islam. Syaih Azhar sering menukil pernyataan Imam Abu Hasan al-Asy’ary:

اشهدوا اني لا اكفر احدا من اهل القبلة

Saksikanlah oleh kalian bahwa saya tidak pernah mengkafirkan siapapun yang masih ahli kiblat.

 

Berbeda dengan Ghulah Hanabilah yang sangat mudah membidahkan, menyesatkan bahkan mengkafirkan kelompok lain.  Mereka merasa bahwa kelompoknyalah yang paling benar. Bahkan Asyariyah dan Maturidiyah disesatkan dan dianggap bukan bagian dari ahli sunnah. Padahal Ibnu Ruyd saja, dalam kitab Manahijul Adillah secara sharih menyatakan bahwa yang disebut ahli sunah adalah Asy’ariyah.

 

Kedua, bahwa ahli sunnah merupakan kelompok moderat dalam pemikiran Islam. Ia tidak radikal kanan atau kiri. Beliau memberikan contoh, jika ditanyakan bagaimana posisi orang yang minum khamar? Jawaban muktazilah adalah bahwa mereka tidak beriman, mereka juga bukan orang kafir atau munafik. Mereka adalah manzilah baina manzilataini yang posisinya di tengah-tengah, tidak beriman dan juga tidak kafir.

 

Khawarij mengatakan bahwa mereka ini kafir dan masuk neraka kekal di dalamnya. Implikasi kafir adalah bahwa mereka bisa diperangi dan dibunuh. Ini terlihat jelas sekali dengan berbagai aksi pembunuhan oleh sebagian kelompok Islam radikal yang begitu mudah menuduh kelompok lain kafir lantas melakukan pembunuhan sangat keji.

 

Bagaimana dengan ahli sunnah? Orang yang meminum khamar tetap dianggap beriman, namun telah melakukan perbuatan maksiat. Nasibnya kelak diserahkan hanya kepada Allah. Jika Allah memberikan rahmat dan ampunan-Nya, maka ia akan masuk surga. Namun jika tidak, maka ia akan masuk neraka.

 

Sikap pertengahan ini berimplikasi pada sikap moderat dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka cenderung lebih lemah lembut dan toleran dengan kelompok Islam lain yang berseberangan dengan pendapatnya.  Karena sikap ini, maka Ahli sunah tidak mudah menelurkan bibit-bibit radikal.

 

Perang saudara berkepanjangan yang melanda Timur Tengah, di antara sebabnya adalah sikap radikal dalam memandang agama. Sikap radikal dan merasa benar sendiri, berimplikasi pada sikap tidak tolerans. Pada ahirnya mereka mudah mengkafirkan dan menumpahkan darah saudaranya sendiri sesame muslim.

 

Barangkali ada yang mempertanyakan, bukankah konflik di Timur Tengah bermula dari masalah politik? Mengapa syaih Azhar tidak berangkat dari persoalan politik dan menangkal radikalisme dengan menyebar paham ahli sunnah? Mengaap tidak bergerak di ranah politik saja?

 

Pertama bahwa al-Azhar bukan institusi politik praktis. Ia adalah lembaga keagamaan yang konsentrasinya mencetak calon ulama. Karena ia bukan gerakan politik praktis, maka yang dilakukan oleh al-Azhar adalah perbuatan yang berada di luar politik praktis. Meski demikian, terkadang al-Azhar juga mengeluarkan stetemen politik, seperti baru-baru ini beliau mengecam Syiah Hutsi yang menembakkan rudal ke Mekkah al-Mukarramah.

 

Kedua bahwa gerakan radikalisme terutama yang berada di Timur Tengah, masih banyak yang bermula dari akar ideologi.  Oleh karena itu, yang harus diluruskan adalah pemahaman mereka dari akar ideologinya itu.  Ideologi yang menyimpang dan radikal, akan mudah dimanfaatkan pihak lain untuk mendukung kepentingan mereka. Apalagi jika ada kesamaan kepentingan, maka dengan mudah mereka mendapatkan dukungan moril dan logistic berupa senjata dan lain sebagainya. Ini sangat Nampak dari dukungan Barat atas kelompok-kelompok radikal di berbagai belahan dunia Islam.

 

Berbeda dengan kelompok Islam moderat (ahli sunnah), dengan ideologi yang wasatiyah, mereka tidak mudah terpancing dengan profokasi luar sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh mereka untuk kepentingan mereka. Ahli sunnah lebih melihat pada persatuan umat dan mengedepankan dialog dengan kelompok lain dibandingkan dengan sikap provokasi dan konfrontasi. Sikap inilah yang akan mendorong perdamaian di dunia Islam. Jadi dari sini, kita dapat memahami mengapa Imam Besar al-Azhar syaih Ahmad Toyib serng melakukan muktamar internasional dengan tema ahli sunnah. Wallahu a’lam

 

================
Telah dibuka pendaftaran Pondok Almuflihun untuk Tahfez dan Ngaji Turas Islam. Informasi lebih lanjut, hubungi Ust Toyib Arifin (085868753674). Bagi yang ingin wakaf tunai untuk pembangunan Pondok Modern Almuflihun, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +201120004899 web: almuflihun.com

 

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

three × one =

*