Tuesday, April 23, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Pengertian Dilâlah Lafzhiyyah

banyak bicaraDilâlah adalah kata umum, mencakup dilâlah lafzhiyyah, dilâlah ghairi lafzhiyyah dan dilâlah aqliyyah. Dalam pembahasan ini hanya akan memfokuskan pada dilâlah lafzhiyyah saja. Hal ini dikarenakan dilâlah lafzhiyyah bersentuhan dengan nash secara langsung. Tujuannya adalah mengkaji dan mengungkapkan maksud dan makna lafazh dalam nash.

Menurut Asnawi, dilâlah lafzhiyyah adalah lafazh jika diungkapkan akan dapat dipahami suatu makna bagi mereka yang mengetahui atas makna terapan suatu lafazh tersebut.[1] Dilâlah merupakan sifat dari lafadz, sementara pemahaman merupakan sifat dari pendengar. Antara petunjuk (dâl) dengan yang ditunjukkan (madlûl) memiliki hubungan saling mempengaruhi. Petunjuk (dâl) terpengaruhi oleh yang ditunjuk (madlûl), dan demikian juga sebaliknya. Dalam susunan bahasa, petunjuk (madlûl) terkadang dapat dipahami langsung dari ungkapan kalimat (manthûq), namun terkadang pemahaman terhadap susunan kalimat sangat terpengaruhi oleh tabiat petunjuk (dâl), serta tata cara pembicara dalam menyampaikan ungkapan kalimat tersebut. Petunjuk (dâl) juga terpengaruh oleh tabiat yang ditunjukkan (madlûl) yang dijadikan sebagai obyek pembicaraan.

Implikasi pemahaman ungkapan dalam kalimat (nash), dapat dilihat dari posisi para mufassir dan para ulama ushul dalam menyikapi kata perintah (amr), larangan (nahiy) dan lain sebagainya terhadap nash al-Qur’an maupun al-Hadits.[2]



[1] Jamaluddin ‘Abdurrahim bin al-Hasan al-Asnawi, Dr. Sya’ban Muhammad Ismail ed, Nihâyatu al-Sûli fî Syarhi Minhâji’l Wushûli Ilâ ‘Ilmi’l Ushûl, jilid I, Dâr Ibnu Hazm, cet. I, 1999, Beirut, hal. 194

[2] Dr. Muhammad Salim abu ‘Ashi, op. cit., 17-19

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

three × 3 =

*