Saturday, April 20, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Pemikir Besar, Selalu Mencintai Turas Islam

Mohammad_alghazaliSiapa yang tidak tau dengan Ulama besar Dr. Yusuf Qaradhawi? Alumni Azhar Mesir itu, telah menelurkan puluhan buku keislaman dari berbagai cabang ilmu. Beliau sangat produktif dan mulai menulis sejak masih muda.

 

Beliau mempunyai proyek pemikiran yang jelas, yaitu Fiqhu fikih taisir (fikih mudah). Proyek pemikiran beliau ini dapat dilihat dari berbagai karyanya, sepeti Halal wal Haram, Min Ffiqhi Al-Aqalliyat al-Muslimah, Min Fiqhi Azzakat, Fatawa Ma’sahirah dan lain sebagainya.

 

Beliau juga mempunyai proyek pemikiran “Kebangkitan Islam”, dengan mengkanter berbagai kelemahan pemikiran Barat modern dan menyodorkan alternatif lain, yaitu Islam. Jargon yang sangat popular adalah al-Islam Hua al-Hal. Ini bisa dilihat dari banyak karya beliau, seperti al-Hulul al-Mustauradah, al-Hallu al-islamiy Faridhah wa Dharurah, Khitabuna al-Islamiy fi Ashri al-Awlamah dan lain sebagainya.

 

 

Di Maroko, ada seorang Pemikir Islam yang juga sangat ternama. Beliau adalah Muhammad Abid al-Jabiri.  Semasa hidupnya, beliau mempunyai proyek besar yang dikenal dengan Kritik Nalar Arab.  Dalam buku tersebut, beliau mampu memetakan epiostemologi pemikiran Arab dengan sangat apik.

 

Proyek pemikiran beliau tersusun rapi dalam empat buku yang cukup fenomenal, yaitu Takwiin Al-Aqli Al-Arabiy, Bunyatul Aqliy Al-Arabiy, Al-Aqlu As-Siyasiy Al-Arabiy dan Al-Aqlu Al-Arabi Al-Ahlaqi.

 

Selain kedua tokoh tadi, juga ada Muhammad Al-Ghazali, Ramadhan al-Buthi, Dr. Muhammad Imarah, Hasan Hanafi, Muhammad Arkoun, Ali Harb dan lain sebagainya. Mereka adalah para pemikir muslim yang sangat produktif. Banyak buku-bulu yang telah mereka tulis dan memenuhi perpustakaan Islam di seluruh dunia.

 

Pertanyaannya, mengapa mereka bisa sangat produktif dan mampu menelurkan proyek pemikiran besar? Dari mana mereka memulai?

 

JIka kita lihat dari litelatur yang mreka gunakan, nampak sekali bahwa mereka adalah pemikir Islam yang berbasic turas. Mereka menguasai berbagai pemikiran dalam turas Islam, lalu dipadukan dengan realitas kontemporer. Dari situ, akhirnya muncul berbagai ide cemerlang yang kemudian mereka tuangkan dalam berbagai karya mereka.

 

Bukti lain bahwa mereka sangat menguasai turas Islam dan memulai pemikiran dari turas adalah kebanyakan mereka menulis buku khusus terkait sistem interaksi dengan turas. Yusus Qaradhawi misalnya, menulis buku, Kaifa Nataammal Ma’a Atturats (Bagaimana berinteraksi dengan turats), Abd Al-Jabiri dengan bukunya, Atturats Wal Hadatsah (Turats dan Modernitas), Hasan Hanafi dengan bukunya, Atturats wa Attajdid (Turas dan Pembaharuan), Muhammad al-Ghazali dengan bukunya, Turatunal Fikri fi Mizani Assyariy (Turats Pemikiran Kita Dalam Timbangan Syariat).

 

Jadi, marilah kita mulai menyukai turats. Jangan karena merasa modern, lantas kita melupakan turats kita, dan berkiblat secara membabi buta terhadap peradaban Barat. Sangat disayangkan jika kita terputus dengan kekayaan intelektual ulama kita terdahulu. Banyak permata yang harus selalu kita gali. Dari turas itu, lantas kita mulai melangkah dengan dipadukan terhadap persoalan kontemporer. Pemikir besar, selalu mencintai turasnya.

 

 

Comments

comments

 border=
 border=

One comment

  1. Wah, saya mulai tertarik dengan turats nih. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

3 × 5 =

*