Saturday, April 20, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Para Sufi; Dari Shalat Di Luar Waktu, Hingga Shalat Di Atas Daun Pohon

download (1) Dunia sufi tidak dapat dipisahkan dengan sistem Thariqat. Setiap thariqat, mempunyai paham sufi sendiri. Biasanya, mereka juga mempunyai cara dan zhikir sendiri yang diberikan syaikh kepada murid-muridnya.
Ada cerita menarik dari seorang rekan yang mempunyai teman, dan ia masuk dalam thariqat tertentu di tanah air. Konon, ia diberi zikir-zikir tertentu yang harus diamalkan secara kontinyu. Menurut ceritanya, tatkala bermunajat, tubuhnya akan gemetar, keringat dingin mengucur dan jantung berdegup kencang. Ada aura lain yang memancar dari dalam dirinya.

Dalam pengalaman spiritualnya, konon ia sempat sampai maqam tertinggi. Ia merasakan kelezatan batin tiada terkira. Ia mampu melihat Allah dan bertemu dengan Rasulullah saw. Ia bahkan pernah menyatu dengan Allah.

Dalam kondisi seperti ini, ia lupa dengan kehidupan dunia. Ia serasa hidup di alam lain, alam rohani yang lepas dari sekat-sekat materi. Ia seperti mempunyai aji rogosukmo, dimana ruh dapat tercabut dari badannya lantas terbang melalangbuana. Bukan karena ia mati, tapi karena ia dapat hidup di dua alam, fisik dan non fisik. Ia dapat mengetahui berbagai rahasia kehidupan.

Ia sedang mabuk cinta dengan Sang Pencipta. Karena mabuk itu, ia sampai tidak bisa merawat diri sendiri. Ia tenggelam dalam zikir cinta. Ia lemas tak bertenaga. Akhirnya, orang lain yang merawatnya. Ia seperti orang sakit atau orang gila. Ia kadang berbicara yang tidak dapat dipahami, selain dirinya sendiri. Tidak ada orang yangmemahami kondisinya, selain dirinya.
Konon, para wali, ketika waktu shalat, akan shalat sesuai dengan ilham yang ia terima. Waktu shalat tidak terikat oleh perputaran bumi mengelilingi matahari. Jika menurut mereka sudah waktunya shalat, maka mereka akan melakukan shalat kapans aja dan di mana saja.

 

Mereka juga mendapatkan banyak karamat. Di antaranya, mereka bisa elaksanakan shalat di atas daun pohon bak burung yang sedang hinggap. Mereka bisa melaksanakan shalat jumat di Makkah.

 

Dunia sufi memang banyak aliran. Antara satu dengan yang lainnya mempunyai pemahaman keberagamaan yang berbeda-beda. Kebanyakan aliran sufi percaya bahwa para sufi itu berjalan (salik) kedepan, lantas menaiki tangga-tangga makrifat (maqam), hingga ia sampai pada kelas spiritual tertentu (ahwal). Terakhir, ia dapat melihat dan menyatu dengan tuhan pencipta alam.

Dunia sufi memang penuh dengan mistisme. Ia terkait dengan ilmu olah batin, sehingga banyak yang menyebutnya sebagai al batiniyun (kebatinan)

Pemahaman manunggalingkawulo gusti ini, atau yang lebih dikenal dengan istilah wihdatul wujud, umum dijumpai dalam litelatur sufi. Jika di Bagdad ada al-Halaj, maka di tanah jawa ada syaikh Lemah Abang atau syaikh Siti Jenar. Keduanya berakhir sama, mati dipenggal oleh penguasa karena dianggap membawa ajaran sesat.

 

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, bahwa para ulama sufi, selalu mendasarkan syariat sebelum makrifat. Jika di tengah-tengah masyarakat ada aliran sufi yang meninggalkan syariat, atau melakukan amal ibadah yang bertentangan dengan syariat, maka jelas sekali bahwa aliran sufinya sesat.  Jika ada kyai yang mengaku sudah makrifat dan mendapatkan wangsit, lalu melakukan amalan tertentu yang bertentangan dengan syariat, maka dengan mudah kita akan menyatakan bahwa aliran thariqahnya menyesatkan.

 

 

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

20 − three =

*