Thursday, April 18, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Meraih Kemuliaan dengan Sifat Zuhud

zuhud-2 Pertama kali manusia datang ke dunia, ia menangis sedih. Bayi kecil itu, seakan-akan mengetahui bahwa ia datang kedunia ini, bukan untuk bersenang-senang. Ia datang dengan membawa beban amanat dari Allah yang sangat berat. Amanah itu adalah menjadi khalifah Allah di muka bumi.

 

Bayi mungil itu menangis, karena khawatir bahwa kelak tidak akan mampu memikul beban syariat yang berada di pundaknya. Bayi kecil itu terbayang, bahwa tatkala ia melenceng dari apa yang diperintahkan Allah, maka balasannya adalah negara. Bayi mungil itu menangis, karena takut kelak akan diminta pertanggungjawaban di akhirat, sementara amanah yang ia bawa, sama sekali belum ia laksanakan dengan baik,

 

Namun tatkala bayi mungkil itu beranjak dewasa, ia mulai tersenyum, tertawa dan bahkan lupa dengan tujuan awal ia dicipta di dunia. Ia mulai terlena dengan keindahan dunia. Ia cinta dunia. Kehidupannya, habis hanya digunakan untuk menumpuk harta. Ia lupa saat menangis tatkala datang ke dunia.

 

Dalam menumpuk harta, ia tidak lagi melihat halal-haram suatu perkara. Baginya, segala sesuatu yang dapat membahagiakan dirinya ketika di dunia, maka itu boleh-boleh saja. Tak segan-segan melalukan penipuan, manipulasi, korupsi, merampok atau bahkan mengorbankan orang lain. Dunai benar-benar telah memperbudak dirinya.

 

Orang seperti ini, selamanya akan menjadi manusia hina. Tidak hanya di akhirat, bahkan ketika di dunia pun, ia akan terhina. Jika ia korupsi, maka cepat atau lambat, ia akan tertangkap. Jika sebelumnya ia tinggal di istana megah, mobil mewah, istri banyak, pembantu di mana-mana, maka saat itu, ia akan menjadi gelandangan. Ia tinggal di jeruji besi tahanan. Semua orang mengumpat dan menghinanya. Itu hanya sekadar contoh kecil, betapa mereka yang hidupnya hanya untuk dunia, maka pada akhirnya, ia menjadi manusia hina.

 

Kita layak mencari penghidupan dunia, namun semua sesuai dengan garis yang telah ditentukan oleh Allah. Bahkan mencari penghidupan dalam Islam adalah sebuah kewajiban dan bagian dari ibadah kepada Allah swt. Kita harus meletakkan dunia di telapak tangan kita, bukan ditancapkan dalam hati kita. Jangan sampai dipermudak oleh dunia, karena kita adalah pemimpin, khalifah Allah di muka bumi. Kita zuhud dengan dunia. Zuhud, akan memberikan kemuliaan bagi kita baik di dunia maupun di akhirat

 

Zuhud bukan bearti kita anti dengan dunia, kemudian hidup bertapa di tengah hutan mengasingkan diri dari dunia ramai. Zuhud bukan bearti kita mengisolasi diri dari kehidupan sosial masyarakat. Namun zuhud adalah mejadikan Allah sebagai tujuan hidup kita. Sementara, segala yang berkaitan dengan kehidupan dan penghidupan, hanya dijadikan sebagai sarana pengabdian kita kepada Allah.

 

Dalam sebuah hads, dari Abu Abbas Sahal bin Saad as-Saidi r.a. bahwa dia berkata “Ada seorang laki-laki mendatangi Nabi Muhammad saw. Dia bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amal perbuatan jika aku mengerjakannya, maka Allah dan seluruh manusia akan mencintaiku”. Rasulullah saw. bersabda:

ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ

“Bersikap zuhudlah kepada dunia, maka Allah akan mencintaimu. Brsikap zuhudlah dengan apa yang dimiliki orang lain, maka mereka akan mencintaimu”. (HR. Ibnu Majah, Thabrani, Hakim dan Abu Nuaim)

 

Dalam riwayat lain dari Muawiyah bin Hafs dari Ibrahim bin Adham dari Manshur bin Rabi bin Harasy bahwa dia berkata, “Ada seorang laki-laki yang mendatangi Nabi Muhammad saw. sambil bertanya, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amal perbuatan sehingga Allah dan seluruh manusia dapat mencintaiku. Maka Rasulullah bersabda:

أَمَّا العَمَلُ الذِّى يُحِبُّكَ الله عَلَيْهِ فَاْزْهَدْ فِي الدُّنْيَا وَ أَمَّا العَمَلُ الذِّى يُحِبُّكَ النَّاسُ فَانْظًرْ فِي هَذَا الحِطَامِ فَانْبِذْهُ إِلَيْهِمْ

 “Perbuatan yang dapat mendatangkan kecintaan Allah kepadamu adalah jika engkau bersikap zuhud terhadap dunia. Sementara perbuatan yang membuat engkau dicintai manusia adalah, lihatlah harta dunia ini dan lemparkanlah kepada mereka”. Ibnu Udai 3/31, 32

 

 

Dengan sikap zuhud itu, maka manusia akan mulia, tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat kelak. Zuhud akan menyebabkan Allah mencintainya, bahkan semua makhluk di langit dan di bumi akan menyayanginya.

 

Jika ketika datang ke dunia ia menangis, maka manusia zuhud, akan kembali kepada Allah dengan senyuman. Ia bahagia bahwa amanah yang Allah bebankan kepadanya dapat ia jalankan denganbaik. Ia bahagia bahwa berbagai cobaan yang dapat menghalangi dirinya, dapat ia tangani. Pada akhirnya, Allah akan memberikan hadiah dengan membangunkan istana megah di surga. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk bagi kita. Semoga Allah menjaga kita sehingga tidak mudah tergelincir dengan gemerlapnya kehidupan dunia.

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

2 × 5 =

*