Saturday, April 20, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Menyikapi Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal

dsaghah

Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam yang memiliki banyak nilai keutamaan. Pada bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh. Dengan puasa itu pula, keimanan dan ketaqwaan setiap insan muslim akan diuji.

 

Jika insan muslim berhasil menggunakan waktu ibadah pada bulan Ramadhan dengan sebagi mungkin, maka ia akan keluar dari bulan Ramadhan seperti halnya seorang anak yang baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Ia memasuki bulan Syawal menjadi orang yang bersih dari titik-titik dosa.

 

Kenyataannya, meski semua sepakat bahwa bulan Ramadhan adalah bulan puasa bagi seluruh umat Islam, serta tanggal 1 Syawal merupakan hari yang diharamkan berpuasa, namun umat Islam masih sering terjadi selisih pendapat mengenai awal dari kedua bulan tersebut. Perbedaan itu muncul dari perbedaan para ulama dalam menggunakan sarana untuk menentukan awal dari bulan Ramadhan dan Syawal. Sebagian ulama memilih rukyah, sebagian lagi memilih hisab, dan ada pula yang menggabungkan antara rukyat dan hisab.

 

Dalam menyikapi perbedaan ini, kita tetap harus toleransi terhadap mereka yang menggunakan manhaj lain. Toh kedua-duanya memiliki sandaran hukum. Hanya sebagai insan akademis tentu kita tidak boleh taklid buta, mengikuti perkataan “atasan” kita tanpa mengetahui argumentasi mereka. Jika umat Islam dapat saling mengerti mengenai sandaran ijtihad orang lain, maka umat Islam akan dapat terhindar dari sikap terpecah belah. Wallau A’lam.

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

six + 11 =

*