Saturday, April 20, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Kemunduran Umat, Salah Siapa?

iraq-3

Empat belas abad yag lalu, Nabi Muhammad SAW berdiri dibukit Shafa, beliau mengumpulkan orang-orang Mekkah seraya berkata, ”wahai manusia, kuperingatkan bahwa dihadapanmu adalah adzab yang sangat pedih.” Da’wah ini adalah pembatas dari masa lalu yang kelam menuju masa depan yang penuh dengan cahaya terang benderang.

Orang-orang jahliyah menentang da’wah Rosul dengan berbagai cara, fitnahan, ancaman bahkan usaha pembunuhan terhadab diri Rosulullah SAW. Namun demikian Rosulullah SAW tetap tabah menjalani berbagai ujian dan rintangan. Dihadapan pamannya, Abu Thalib beliau bekata, ”Demi Allah wahai pamanku, andaikata matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan perintah ini niscaya aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah menampakkan kemenangan atau menghancurkannya”. Demikianlah, meskipun berbagai halangan yang dihadapi Rosulullah namun beliau tetap optimis bahwa suatu kali nanti agama ini akan menang.

Tiga belas tahun Rosulullah bersama para sahabatnya berda’wah di bumi Mekkah. Mereka menghadapi berbagai ancaman dan siksaan dengan hati yang tabah. Sampai akhirnya Allah mengizinkan mereka untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinatur-Rasul). Disinilah kaum muslimin mulai membangun peradaban. Mereka membangun negara Islam yang dikepalai langsung oleh Rosulullah SAW. Pengikut Islam semakin bertambah besar. Mulailah mereka menyusun kekuatan untuk melawan kebatilan, terjadilah perang Badar, Uhud, Ahzab dll.

Da’wah Islampun meluas keluar jazirah Arab. Rosulullah mengirim surat ke berbagai kerajaan diluar jazirah Arab menyeru mereka agar masuk Islam.

Sepeninggal Rosulullah SAW, pucuk kepemimpinan dialihkan kepada Khulafa Arrosidin. Mereka menyebarkan syiar Islam sesuai dengan apa yang dipesankan Rosulullah. Meskipun masa Khulafa Arrosidin tidak telalu lama, namun wilayah kekuasaan Islam melebihi kekaisaran yang dibangun lebih dari satu abad. Kekaisaran Persia dapat ditaklukkan sementara wilayah Romawi makin menyempit. Kemajuan di berbagai bidang muali tampak; militer, politik, ekonomi ilmu pengetahuan dll.

Pada tahun 41 H. Imam Hasan bin Ali menyerahkan kekhalifahan ketangan Muawiyah bin Abi Sufyan. Pada masa ini sejarah Islam mengalami fase peralihan dari Khilafah Arrosidan menjadi kerajaan. Dengan artian Khilafah Islamiyah telah melenceng dari garis yang telah ditempuh oleh para pendahulu pereka. Namun demikian, wilayah kekuasaan Islam meluas dari India sampai Andalusia.

Khilafah Umawiyah runtuh yang kemudian dilanjutkan oleh Khilafah Abbasiyah. Sayangnya Khalifah Abasiyah melanjutkan penyelewengan yang ditempuh oleh pendahulunya masa Umawiyah. Bahkan penyelewengan semakn jauh. Penggunaan baitul mal tidak efektif sehingga penyair yang memuja khalifahpun mendapat jatah harta. Namun demikian masa Abasiyah mengalami kemajuan pesat.

Ilmu pengetahuan mulai dibukukan.

Dibidang Fiqih muncul imam 4 madzhab.

Dibidang tafsir muncul Al Farro’ ulama pertama yang menafsirkan al-Quran secara lengkap.

Dibidang bahasa dan sastra Arab muncul Al Kholil, Al Akhfas, Al Kasai dan Sibawaih

Dibidang sejarah muncul Ibnu Hisyam.

Dibidang ekonomi Islam muncul Abu Yusuf pengarang Al Kharraj.

Dibidang perbandingan agama muncul al-Nubakhti

Umat Islam membentuk baitul hikmah sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan.  Pada masa ini terjadi penerjemahan besar-besaran dari bahasa asing. Maka muncullah berbagai ilmu lain seperti fisika, matematika, geografi, falak dll

Dibidang geografi muncul Al Bairuni, Idris dan Yaqut

Dibidang astronomi muncul Al Kuhi

Dibidang kimia muncul jabir Al Hayan.

Dibidang biologi muncul Ibnu Haitsam.

Dibidang kedokteran muncul Imam Al Rozi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusdi yang sekaligus sebagai seorang filosof.

Inilah peradaban yang dicapai umat Islam terdahulu. Namun kondisi ini berubah, semenjak Khilafah Abbasiya II hingga saat ini umat Islam mengalami banyak kemunduran. Setidaknya ada dua faktor, pertama  adalah faktor eksteren berupa ekspansi militer yang dilancarkan oleh Kubilaikan, perang Salib dan imperalisme Barat di negeri-negeri muslim.  Dan yang terakhir inilah yang sangat berpengaruh pada psikologi umat Islam. Mereka tidak hanya menundukkan pemerintah Islam, namun lebih dari itu adalah upaya mencabut identitas Islam dari kaum muslimin. Dengan kata lain, selain menghadapi perang fisik juga perang pemikiran (algozwu alfikri).

Dalam hal ini Barat banyak memperoleh kemenangan. Negara-negara Islam yang dulu menerapkan hukum Islam berubah haluan menjadi negara sekuler. Bahkan Turki yang sebelumnya menjadi pusat Khilafah Islamiyah secara terang-terangan menentang Islam dan mengganti hukum Islam dengan hukum Barat sekuler.

Menyedihkan memang, namun disamping faktor eksteren ada faktor lain yang berasal dari umat Islam sendiri (interen). Jika kita urai satu persatu, faktor interen jauh lebih banyak dibanding faktor eksteren, akan tetapi semua itu dapat kita ringkas kedalam satu kalimat, ”Umat Islam jauh dari ajaran Islam”.  Didunia ini umat Islam berjumlah lebih dari satu milyar, namun berapakah yang mengenal Islam? Pertanyaan ini perlu, karena bagaimana mungkin mereka menerapkan syari’at Islam kalau mereka sendiri tidak mengenal Islam? Kebanyakan orang mengenal Islam hanya sebagai agama ritual, tidak lebih dari itu. Padahal Islam adalah ibadah, politik, ekonomi, hukum dll. Untuk membumikan Islam jalan pertama yang harus ditempuh adalah mengislamkan umat Islam. jangan sampai umat Islam menjadi penghalang kemajuan Islam, sebagaimana disinyalir oleh Muhammad Abduh.

Barangkali umat Islam terlalu silau dengan perkembangan materi yang diperoleh negara-negara Barat sehngga enggan untuk menengok ajaran Islam. Padahal peradaban Barat modern banyak mengalami cacat. Selain itu peradaban Barat tumbuh di lingkungn yang memiliki history-sosiokultur yang berbeda dengan masyarakat Islam. Jika kita ngotot menggunakan ideologi Barat sebagai solusi atas berbagai problematika yang sedang dihadapi umat Islam saat ini, maka jangan heran kalau kegagalan demi kegagalan akan tumbuh silih berganti.

Perdana menteri Italia Silvio Berlusconi ketika berkunjung ke Jerman mengatakan” Peradaban Barat punya nilai yang agung, kebebasan, yang tidak dimiliki budaya Islam…. Barat harus terus menaklukkan manusia, seperti ia menaklukkan Komunisme. Sekalipun Barat harus menghadapi konfrontasi dengan peradaban lain, seperti Islam yang berasal dari peradaban 1400 tahun silam.”

Jelas pernyataan ini menyakitkan hati umat Islam. Namun hendaknya ini dijadikan cambuk untuk mengintrospeksi diri. Kita lihat kekurangan kita, selanjutnya kita pertanyakan mengapa demikian? Lalu kita cari solusinya. Dengan demikian diharapkan kejayaan umat Islam masa lampau akan terulang kembali. Tidak ada yang mustahil asalkan kita mempunyai kemauan. Sebagai renungan bersama, penulis sebutkan firman Allah, ”…Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…(Q.S Ar Ra’d:11). Wahyudi (pernah dimuat di situs www.myquran.com dan buletin INFORMATIKA ICMI)

 

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

11 − three =

*