Selain Allah, disebut Ma’lum yang terdiri dari al-maujud atau al-jauhar.
Al-jauhar dibagi menjadi dua, yaitu jauhar al-katif (al-ajsam/benda) dan jauhar al-latif (benda halus)
Contoh jauhar katsif adalah, manusia, batu, kayu dan lain sebagainya.
Contoh jauhar latif: ruh, malaikat, jin
Al-jism (benda) terdiri dari kumpulan jauhar (atom)
Setiap al-jauhar (atom) mempunyai sifat tersendiri (al-ard)
Al-Aard akan selalu ada dengan keberadaan al-jauhar
Pertanyaannya, apakah ard dan jauhar ‘menyatu’?
Muktazilah, jauhar dan ard menyatu, karena tidak ada ard jika tidak ada jauhar
Setiap kali ada jauhar, pasti ada ard
Asyariyah: ard dan jauhar merupaka dua esensi yang berbeda, karena ard hanya semacam sifat atas jauhar
Jika digunakan kiyas ghaib ala syahid maka:
Jauhar dan ard sebagai asal
Allah dan sifat sebagai cabang
Jadi, Menurut Muktazilah keberadaan zat Allah secara otomatis menuntut adanya sifat Allah
Allah dan sifatnya tidak dapat dipisah
Mnurut Asyariyah, Allah dan sifatnya merupkan dua esensi yang berbeda
