Thursday, April 25, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Fenomena Kemunduran Ilmu Ushul Fikih

 dsafsdaSebelumnya sudah kami sebutkan mengenai berbagai faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya kejumudan dalam ilmu ushul fikih. Berikut ini, penulis akan menyampaikan mengenai fenomena yang dapat dilihat akibat kemunduran ilmu ushul fikih. Di antara fenomena yang dapat dilihat antara lain adalah:

  1. Ilmu-ilmu ushul fikih hanya menjadi ilmu pengetahuan saja tanpa dijadikan sebagai suatu sarana untuk berijtihad.
  2. Terjadinya banyak ringkasan (ikhtisharat) atau tambahan (hasyiyah) yang sesungguhnya semakin mempersulit dalam pemahaman terhadap ilmu ushul fikih.
  3. Terjadi fanatisme buta dalam ilmu ushul fikih. Para ulama tidak lagi melakukan ijtihad dan inovasi baru dalam bidang ilmu ini.
  4. Ilmu ushul fikih kurang mendapatkan perhatian yang memadai akibat fatwa bahwa pintu ijtihad sudah ditutup. Akibatnya, para santri hanya disuruh untuk menghafal berbagai persoalan furuiyyah dalam ilmu fikih.
  5. Ilmu ushul fikih hanya dijadikan sebagai justifikasi untuk menguatkan madzhab tertentu saja, bukan sebagai timbangan dalam berijtihad.
  6. Ilmu ushul fikih terpisah dengan ilmu fikih. Ilmu ushul hanya menjadi teori kering yang tidak bersentuhan dengan ilmu-ilmu fikih.
  7. Para fuqaha jarang sekali menggunakan justifikasi hukum melalui ilmu ushul fikih. Sebaliknya, mereka hanya terfokus pada pendapat fikih yang sudah ada dari para imam-imam sebelumnya.
  8. Terjadinya banyak pengulangan dalam penulisan ilmu ushul fikih, sehingga kesannya antara ulama satu dengan yang lainnya ketika menuliskan ilmu ushul seperti saling plagiat.
  9. Kecenderungan untuk melakukan ringkasan atau bahkan memberikan keterangan yang terlalu berlebihan dalam ilmu ushul fikih.
  10. Bahasa yang digunakan oleh ulama muta’akhirîn cenderung rumit sehingga ilmu ushul fikih terkesan ilmu yang sangat sulit dan rumit. Ini berakibat orang menjadi malas untuk belajar ilmu ushul fikih.
  11. Kurang pandai dalam menyajikan berbagai materi ilmu ushul fikih. Tentu ini sangat berbeda dengan para ulama sebelumnya yang memberikan penyajian secara sistematis sehingga mempermudah para santri untuk mempelajarinya.[1]

 



[1] Ibit, hal. 37-40

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

12 + sixteen =

*