Thursday, April 25, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Dr. Rajab Deeb ;Umat Islam harus kuat dan menguasai ekonomi.

mqdefaultKutipan Beberapa Poin Penting
PESAN & WASIAT KEHIDUPAN
oleh As-Syaikh Al-Allamah Dr. Rajab Deeb (Penulis Tafsir Ar-Rahib dari Damaskus, Suriah) pada acara Gathering Wakaf dan Zakat Pondok Modern Tazakka di Jakarta, 8 November 2015
——————————————————

1. Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia. Ini patut disyukuri. Akan tetapi kita berharap Islam di Indonesia bukan sekedar kuantitas, namun juga kualitas.

Secara kualitas, maka Islam di Indonesia harus bisa menjadi faktor penentu dan mempengaruhi seluruh atmosfer kehidupan bangsa. Contoh kecil, di tayangan-tayangan televisi belum mencerminkan Islam sebagai faktor yang mempengaruhi. Padahal sebagai negeri muslim terbesar, mestinya televisi di Indonesia menjadi pintu hidayah, pencerah dan pendorong kebangkitan umat, bukan malah sebaliknya. Di jalan-jalan di Indonesia saya belum banyak melihat gambaran wajah Islam yang sesungguhnya.

2. Harapan kami untuk Indonesia supaya menjadi negara yang maju dengan iman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, jika Indonesia menjadi negara yang kuat dan maju dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ini akan menjadi poros kekuatan Islam dunia yang sangat disegani. Kami sangat berharap kepada Indonesia untuk tampil menjadi pemimpin dunia.

3. Secara sosiologis, kita bisa membagi masyarakat ke dalam tiga unsur: kaum pria, kaum wanita dan kaum muda. Maka, para wanita muslim Indonesia didiklah anak-anak mudamu menjadi anak-anak dengan keimanan yang mengakar, jiwa mental pribadi yang kuat dan berpikir maju, berwawasan masa depan, supaya mereka kelak tampil memimpin masyarakat.

Suatu hari kelak, kita butuh anak-anak muda hari ini, yaitu anak-anak muda yang beriman, yang saleh, namun maju secara ekonomi dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini tanggungjawab orang tua, terutama kaum wanita. Wahai kaum wanita, kembalilah ke rumah dan tata kembali rancangan masa depan melalui anak-anakmu, itulah investasi kaum wanita untuk umat dan bangsa. Musuh-musuh Islam selalu berusaha merusak Islam dari pintu ini, yaitu merusak kaum wanitanya kemudian merusak generasi mudanya. Jangan remehkan kekuatan masa depan anak-anakmu.

4. Tentang fenomena ulama zuhud, ini banyak terjadi kesalahkaprahan dengan mengira bahwa zuhud adalah meninggalkan dunia. Zuhud ditunjukkan dengan kemiskinan. Menurut Rasulullah SAW, zuhud itu bukan tidak punya harta, akan tetapi zuhud yang benar adalah memiliki harta namun menginfakkan hartanya itu di jalan Allah.

Banyak ulama sekarang justru menikmati kemiskinannya, sehingga seringkali malah merepotkan masyarakat. Ulama harus kuat dan harus bisa menjadi rujukan penyelesaian masalah umat. Ulama itu memberi, memberi dan memberi! Ulama selalu menjadi teladan. Ulama jangan cuma bisa berdoa, akan tetapi harus pula bekerja keras.

Siapa bilang Rasulullah adalah miskin. Rasulullah bukan miskin, akan tetapi zuhud menurut arti yang sebenarnya. Setiap hari, Rasulullah memberi makan tidak kurang dari 300 orang sahabat. Berapakah kekayaan Rasulullah jika dihitung dengan nilai hari ini? Setara dengan 1.462.000 gram emas!

Umat Islam harus kuat dan menguasai ekonomi. Setiap mukmin dituntut menjadi orang kaya supaya ia bisa menyempurnakan keislamannya. Jadilah mukmin yang berinfak, mukmin yang berzakat, mukmin yang berwakaf, mukmin yang menunaikan ibadah haji, dan mukmin yang tangannya selalu terbuka menolong kesulitan saudaranya. Setiap mukmin, apalagi ulamanya, harus mencita-citakan gambaran hidup seperti itu.
Berkali-kali Al-Quran dan Hadis Rasul menekankan tentang keutamaan orang-orang yang berjihad dengan hartanya. Bagaimanakah jadinya jika semua mukmin hidupnya miskin? Bisakah memenuhi harapan Allah dan Rasul-Nya itu?

5. Islam memuji harta, bukan mencelanya. Contoh ayat: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…”, “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga”.

Ini menegaskan pada kita bahwa harta harus diraih, akan tetapi pemanfaatannya disalurkan pada jalan yang benar, pada jalan Allah sesuai yang dituntunkan sendiri oleh Allah dan Rasul-Nya.

6. Ada kisah tentang Sahabat Usman bin Affan RA, ketika ia hendak membeli sebuah sumur besar milik orang Yahudi, yaitu sumur Ruumah di Madinah. Ketika itu, sumber-sumber air hampir seluruhnya dikuasai oleh orang-orang Yahudi, termasuk sumur Ruumah yang terbesar.

Suatu ketika orang-orang Yahudi mempersulit kaum muslimin mendapatkan air dari sumur-sumur itu, lalu melaporkannya kepada Rasulullah. Kemudian, Rasulullah mengumumkan bahwa barangsiapa yang berani membeli sumur-sumur itu akan maka Rasulullah yang akan menjadi penjaminnya untuk masuk surga.

Sayyidina Usman bin Affan RA langsung tanggap dan menyambut tawaran Rasulullah tersebut. Maka ditawarlah sumur Ruumah milik Yahudi itu. Awalnya si Yahudi meminta harga yang sangat tinggi, namun Sayyidina Usman menyetujuinya. Saat akan dibayar, si Yahudi berbalik dan menaikkan harga lebih tinggi lagi, dan Sayyidina Usman pun menyetujuinya. Begitulah seterusnya hingga harganya naik beberapa kali lipat, dan yang luar biasa Sayyidina Usman mengiyakannya setiap kenaikan harga itu.

Akhirnya si Yahudi menyerah dan sepakat dengan harga jual beli yang sangat tinggi dengan beberapa kali kenaikan. Si Yahudi terheran-heran dengan sikap Sayyidina Usman yang ternyata di luar dugaannya berani dengan kenaikan harga yg sangat tinggi itu. Lalu si Yahudi bertanya: Wahai Usman, sebetulnya jika engkau sabar sedikit saja dan bertahan dengan harga awal, saya pun akan memberikannya, namun engkau ini bodoh karena mau dengan harga kenaikan berkali lipat yang saya minta.

Maka, Sayyidina Usman menjawab: Yang bodoh adalah engkau, karena engkau tidak mengetahui hakekat perniagaan yang sesungguhnya. Yang dimaksud oleh Sayyidina Usman adalah bahwa perniagaan yang sesungguhnya adalah dengan Allah: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka” (Qs. [9]: 111)

Setelah sumur itu terbeli oleh Usman RA, maka sahabat Nabi itupun mewakafkannya kepada kaum muslimin. Dan malam itu, semalam suntuk, Rasulullah SAW tiada henti-hentinya mendoakan Usman bin Affan RA.

Selain Usman bin Affan RA, ada banyak sahabat kaya yang berprofesi sebagai saudagar yang hartanya selalu diinfakkan di jalan Allah. Ada nama Abu Bakar As-Shiddiq RA, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Auf, Abu Thalhah dan masih banyak lagi.

Siapakah muslim hari ini yang mau mengikuti dan meneladani jejak para sahabat Rasul yang mulia itu?

#Diterjemahkan dan ditranskrip oleh: @AnangRikza, Aston TB Simatupanh, 8 November 2015

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

15 − 14 =

*