Saturday, April 20, 2024
Artikel Terbaru

Ilmu Kalam

Bagian-bagian Kiyas Istitsna’i

Kiyas istitsnai dibagi menjadi dua: 1) Mutasil 2) Munfashil Contoh muttashil: Jika matahari terbit, ada siang. Ternyata matahari terbit, jadi ada siang. Contoh munfashil: Bikangan, bisa jadi genap atau ganjil. Bedanya antara mutasil dan munfashil. Konklusi dari muttasil selalu berhubungan dengan mukadimah sebelumnya. Konklusi dari munfasil, ia hanya berupa pilihan satu dari dua atau lebih suatu perkara, seperti contoh di ... Read More »

Lanjutan Macam-macam Dalil; Bagian Keempat

Bagian keempat, yaitu had awsat di mukadimah sughra ia sebagai maudhu, sementara di mukadimah kubra ia sebagai mahmul. Syaratnya: Salah satu mukadimah berbentuk positif. Salah satu mukadimah berbentuk kulli.   Model seperti ini ada 5 bentuk: 1) Mukadimah sughra kulli negatif dan mukadimah kubra kulli positif. Contoh: Tidak ada manusia yang (ia itu) batu. Setiap yang berbicara adalah manusia. Jadi ... Read More »

Lanjutan Macam-macam Dalil; Bagian Ketiga

Bagian ke tiga: had awsad berada di posisi maudhu, baik di mukadimah sughra mupun kubra. Syaratnya, bentuk positif di mukadimah sughra dan salah satu dari dua mukadimah berbentuk kulli.  Ini juga ada empat bentuk 1. Mukadimah sughra dan kubra berbentuk kulli positif. Contpoh: Setiap manusia adalah hewan. Setiap manusia adalah bicara. Jadi sebagian hewan adalah bicara. 2. Mukadimah sughra juzi ... Read More »

Kita Butuh Ilmu Kalam Baru

Seperti pernah kami sampaikan, bahwa ilmu kalam, mempunyai dua tujuan utama: 1. Pembentengi akidah umat dari gempuran kepercayaan non muslim, seperti Majusi, Manawi, Dahriyun, Yahudi, Kristen dan lain sebagainya. 2. Menyerang kepercayaan musuh dengan berpijak pada al-Quran dan menggunakan senjata logika aristetolian untuk mematahkan keyakinan mereka. Tujuannya, mereka menyadari kesalahannya dan tuntuk terhadap akidah Islam. Dari sisi subtansi: Umumnya yang ... Read More »

Masih Perlukah Belajar Ilmu Kalam?

Pertanyaan penting, apakah kita masih perlu belajar ilmu kalam? Apakah ilmu ini masih relevan untuk menjawab berbagai persoalan kontemporer? Untuk menjawabnya, perlu kembali kita lihat tujuan awal terbentuknya ilmu kalam. Seperti pernah saya sampaikan, bahwa ilmu kalam, mempunyai dua tujuan utama: 1. Membentengi akidah umat dari gempuran kepercayaan luar, seperti Majusi, Manawi, Dahriyun, Yahudi, Kristen dan lain sebagainya. 2. Menyerang ... Read More »

Mengapa Pakar Ushul Fikih Umumnya juga Pakar Ilmu kalam?

Jika kita menilik para ulama terdahulu, kita akan mendapati bahwa para pakar ilmu ushul fikih, umumnya adalah pakar kalam.  Kita ambil contoh beberapa ulama berikut: Imam Amidi dari kalangan Aysariyah: Beliau mengarang  kitab ushul fikih dengan judul Al-Ihkam Fi Ushulil Ahkam, Muntaha Ashul Fi Ilmil ushul, Al makhudz Alal Mahshul dan lain-lain Belaiu mengarang kitab ilmu kalam dengan judul Abkarul Afkar fi ... Read More »

Pendapat Qadhi Baqilani Terkait Pertanyaan “Di Mana Allah?”

Mengenai “Di mana Allah”, menjadi perdebatan panjang di kalangan mutakallimun. Terdapat banyak pendapat dengan argumentasi masing-masing. Berikut saya sampaikan satu pendapat dari kalangan Asyariyah, seperti yang dituliskan oleh Qadhi al-Baqilani:     “ولا نقول إن العرش له- أي الله- قرار ولا مكان، لأن الله تعالى كان ولا مكان، فلما خلق المكان لم يتغير عما كان” Artinya: Kita tidak bisa mengatakan ... Read More »

Menyikapi Pertanyaan “Di Mana Allah?”

Sering kita mendengar pertanyaan ini, “Di manakah Allah?”.Di kalangan mutakallimun, jawaban atas pertanyaan “di mana allah”, bermacam-macam, tergantung alirannya masing-masing.   Umumnya, orang Asyari dan muktazilah berpendapat bahwa Allah lepas dari ruang waktu. Sementara itu, pertanyaan dimana, menyangkut ruang waktu. Allah ada, sebelum ruang waktu ada, dan Allah tetap aka nada, meski ruang waktu dihancurkan. Orang-orang Salafi cenderung berpegang dengan ... Read More »

Mereka Menggunakan Ilmu Kalam Untuk Membela Islam

Sewaktu tinggal di asrama al-Azhar Cairo, saya bertentangga dengan orang Kongo, namanya Utsman.  Ia mantan pastor. Ia mendapatkan kesempatan untuk studi di universitas al-Azhar dan ia sambut dengan sangat gembira.   Tatkala mendapatkan materi ilmu kalam, dia sangat senang sekali. Saya Tanya kepadanya, mengapa Anda nampak bahagia sekali? Dia menjawab, “Saya mendapatkan senjata yang saya cari. Kelak ketika saya pulang ... Read More »

Untuk Apa Belajar Ilmu Kalam?

Dalam sebuah diskusi, ada yang menanyakan mengenai manfaat belajar ilmu kalam. Bukankah ilmu kalam hanya sekadar mengutak-atik eksistensi ketuhanan? Apa gunanya belajar ilmu kalam?     Untuk menjawabnya, nampaknya kita perlu melihat dari sisi tujuan awal terbentuknya ilmu kalam, yaitu: 1. Membela akidah Islam dari serangan orang-orang non muslim, yaitu Manawi, Majusi, Yahudi, Nasrani, Dhariyuun, Atheis dan lain sebagainya. Mereka ... Read More »