Tuesday, April 23, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Batasan dan Definisi Had

matem
Di sini terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa batasan had adalah al-jami dan al-mani (simpel dan mencakup). Hanya pendapat ini lemah. Contoh, jika ditanya tentang batasan manusia, siapakah manusia? Jawabnya, ia adalah manusia. Jawaban tersebut simpel dan mencakup (jami mani) namun tidak benar. Karena ia mendefinisikan sesuatu, dengan sesuatu itu sendiri. Padahal untuk membuat definisi, ungkapan definisi harus lebih jelas dibanding dengan apa yang didefinisikan.

(Dalam ilmu bayan, ini mirip dg ketika kita membuat permisalan/istiarah. Maka sesuatu yang dijadikan sebagai permisalan harus lebih jelas dibandingkan dengan yang dimisalkan, Contoh. Lampunya terang seterang matahari. Padahal dalam kenyataannya matahari lebih terang dari lampu. Tidak bisa buat permisalan, dengan yang lebih rendah. Contoh, lampunya sangat terang seperti lilin. Atau setara, contoh: lilinnya sangat terang seterang lilin)

Untuk membuat definisi, harus ada sesuatu yang menjadikannya spesial berbeda dengan yang lainnya. Inilah yang disebut had secara mutlak.

Had dapat dibagi menjadi tiga; karena
1) Bisa jadi had digunakan untuk menerangkan mengenai hakekat sesuatu
2) Atau untuk menerangkan nama sesuatu

Untuk poin pertama, bisa jadi memang zatnya atau sifatnya menjadikannya spesial dan berbeda dengan yang lain

Jika terkait dg zat, disebut dg had hakiki
Jika terkait dg sifat (ard), disebut had rasm
jika terkait keterangan atas nama sesuatu, maka ia disebut had lafaz.

Had hakiki adalah sesuatu yang dapat membedakan dengan yang lain, karena faktor zatnya. Ini dibagi menjadi 2, tam (sempurna) dan naqis (tidak sempurna).

Tam adalah sesuatu yang menjadi pembeda dengan yang lainnya, karena faktor zatnya, meski ia mempunyai hakekat lain yang juga dimiliki oleh sesuatu yang lain, namun masih dalam ruang lingkup dilalah muthabiqah dan tadamun.

Contoh: Apakah manusia itu?
Jawab: Ia adalah hewan yang berakal
Berakal menjadi faktor utama yg membedakan antara manusia dengan hewan. Inilah perbedaan zat tsb. Namun manusia mempunyai sesuatu yg juga dimiliki hewan, seperti berjalan, makan, minum, melihat dll.

(Dilalah muthabiqah adalah lafal/definisi persis dengan aslinya. Contoh, manusia sebagai hewan yang berakal, sama persis dalam alam realita, bahwa manusia adalah hewan berakal.

Dilalah tadamun adalah bahwa sesuatu, masih bagian secara keseluruhan dari sesuatu yang lain. Contoh manusia adalah hewan yang berakal. Maka akal, masih dalam ruang lingkup manusia.
Contoh lain, kelas bagian dari sekolah, kamar bagian dari rumah dll)

Naqis adalah sesuatu yang menjadi pembeda dengan yang lainnya, karena faktor zatnya, tanpa ada petunuk yg menerangkan tentang

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

2 × 3 =

*