Friday, April 19, 2024
Artikel Terbaru

Author Archives: wahyudi

Ushul Fikih Klasik Tidak  Mengakomodir Kehidupan Sosial dan Budaya Dalam Putusan Hukum?

    Dala buku Fikih Kebinekaan, M. Amin Abdullah menuliskan berikut:   Fitur kemenyeluruhan (الكلية  : al-kulliyyah, wholeness). Elemen fitur ini ingin membenahi kelemahan ushul fikih klasik yang sering menggunakan pendekatan reduksionis dan atomistik. Pendekatan atomistik terlihat dari sikap mengandalkan hanya pada satu nas untuk menyelesaikan kasus-kasus yang dihadapinya tanpa memandang nas-nas lain yang terkait. Solusi yang diterapkan adalah menerapkan ... Read More »

Ijtihad Semantik Dalam Ushul Fikih

Allah menurunkan teks al-Quran sebagai hidayah bagi umat manusia. Al-Quran juga membawa ajaran agama yang bersifat universal dan dapat diterapkan kapan dan di mana saja. Agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dibumikan, tentu teks harus dapat dipahami oleh pembaca (mujtahid). Di sini lantas muncul persoalan mengenai makna teks, dan sejauh mana pembaca dapat memahami teks tersebut. Sesungguhnya, dengan ilmu ... Read More »

Istriku Pahlawanku

  Suatu kali, ada sahabat yang berjalan gontai menuju rumah Umar bin Khathab. Ia sedih, karena baru saja dimarahi oleh istrinya. Ia ingin mengadukan prilaku istrinya itu kepada Umar bin Khathab. Dengan ini, barangkali Umar Sang Khalifah akan memberikan teguran, atau minimal nasehat kepada istrinya supaya tidak kembali mengulangi perbuatannya.   Sesampai di depan pintu rumah Umar, dia terhenti. Mulanya ... Read More »

Benarkah Ushul Fikih Klasik Bersifat Atomistik?

  Fitur kemenyeluruhan (الكلية  : al-kulliyyah, wholeness). Elemen fitur ini ingin membenahi kelemahan ushul fikih klasik yang sering menggunakan pendekatan reduksionis dan atomistik. Pendekatan atomistik terlihat dari sikap mengandalkan hanya pada satu nas untuk menyelesaikan kasus-kasus yang dihadapinya tanpa memandang nas-nas lain yang terkait. Solusi yang diterapkan adalah menerapkan prinsip holisme melalui operasionalisasi “tafsir tematik” yang tidak lagi terbatas pada ... Read More »

Maqashid Syariah atau Maqashid Budaya?

  Maqashid syariah merupakan tujuan utama diturunkannya hukum syariat demi kemaslahatan hamba baik di dunia maupun di akhirat. Maqashid syariah berpijak pada maslahat. Hanya saja, maslahat di sini bukan maslahat tanpa ada standar yang jelas dan hanya berdasarkan dari kepentingan individu saja. Maslahat di sini, berpijak dari hasil kajian induktif terhadap nas al-Quran dan hadis Rasulullah saw.     Imam ... Read More »

Asbabunnuzul, Dialektika Materialis dan Dekonstruksi Al-Quran

  Menurut Amin Abdullah, al-Quran turun di ruang waktu tertentu. Ia turun di budaya dan sosial politik Arab masa lalu. Untuk memahami nas al-Quran, harus paham terhadap azbabunnuzul sebagai bagian dari konteks Arab pada waktu ini.   Tentang pentingnya azbabunnuzul, beliau menyatakan: Adapun yang disebut dalam kategori kontekstualitas adalah mereka yang menekankan betapa pentingnya memahami konteks sejarah, sosial dan budaya ... Read More »

Ada Campur Tangan Manusia Dalam “Pembuatan” Al-Quran?

  Di buku Fikih Kebhinekaan hal. M. Amin Abdullah menyatakan sebagai berikut:   Meskipun al-Quran sepenuhnya adalah bersifat divine (ilahiyah, ketuhanan), namun sepenuhnya ia juga menggunakan bahasa manusia (insaniyah, kemanusiaan)-dalam hal ini adalah bahasa Arab. Namun pendapat di atas dimentahkannya sendiri. Dia mengamini pendapat yang menyatakan bahwa ayat-ayat al-Quran ada unsur humanitasnya. Di sini, dia tidak konsisten. Perhatikan pernyataan berikut ... Read More »

Beda Antara Produk Budaya Dengan Kalamullah

  Di halaman 50, Amin Abdullah menukil pendapat Nasr Hamid sebagai berikut: Al-Quran bagi umat manusia adalah kitab suci. Al-Quran adalah kalam ilahi (kalam allah). Kalam allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Meskipun al-Quran sepenuhnya adalah bersifat divine (ilahiyah, ketuhanan), namun sepenuhnya ia juga menggunakan bahasa manusia (insaniyah, kemanusiaan)-dalam hal ini adalah bahasa Arab. Dengan menggunakan media ... Read More »

Amin Abdullah; Al-Quran Sebagi Muntaj Tsaqafi (Produk Budaya).

  Sebelumnya saya menyatakan bahwa dalam tulisannya, M. Amin Abdullah menggunakan literatur sekunder dan bukan literatur primer. Model penulisan seperti ini saya anggap sebuah kesalahan fatal sehingga tulisan di lembaran-lembaran selanjutnya dianggap gugur. Meski demikian, saya akan mencoba untuk memberikan catatan dari tulisannya beliau tersebut.   Catatan kedua: Al-Quran sebagi muntaj Tsaqafi (produk budaya). Di halaman 50 dituliskan sebagai berikut: ... Read More »

Menimbang Kontraversi Fikih Kebinekaan

  Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan hadiah buku dari rekan yang baru saja pulng dari tanah air. Bukunya cukup istimewa, karena ditulis oleh para intelektual Muhammadiyah. Buku ini cukup fenomenal dan pernah menjajdi perdebatan di internal Muhammadiyah. Buku itu adalah “Fikih Kebinekaan”   Awalnya saya baca sekilas, dari sambutan-sambutan hingga akhir buku. Saya lihat judul setiap artikel, lalu juga saya ... Read More »