Friday, March 29, 2024
Artikel Terbaru
 border=
 border=

Antara Imam dengan Al-Amir

umar
Ada juga hadis yang menyebutkan lafal imam, dengan makna pemimpin. Contoh hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasul bersabda, “Barangsiapa yang membaiat seorang Imam, kemudian ia memberikan tangannya (untuk berjabat tangan) dan rela dengan hatinya, hendaknya dengan segenap kemampuannya untuk taat kepadanya. Jika ada orang lain yang ingin merebut kekuasaan, maka tebaslah lehernya. (HR Muslim).

Dalam riwayat lain, kata Imam diganti dengan al-amir. Menurut Dr Muhammad imarah bahwa kata hadis di atas merupakan khabar ahad. Dr Imarah meragukan kata imam dalam hadis di atas. Hal itu karena dalam riwayat lain, digunakan kata al-amir. Kata imam di masa kenabian menurutnya tidak pernah digunakan untuk makna pemimpin,

Alasan lain, menurut Imarah adalah hadis yg diriwayatkan Imam Muslim, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggungjawab atas apa yang kalian pimpin. Al-amir (pemimpin) yang menjadi pimpinan masyarakat, maka ia bertanggungjawab atas apa yang ia pimpin.”

Menurut Imarah bahwa kata Imam “menyusup” dalam hadis nabi, karena hadis-hadis tersebut ditulis saat kata imam sudah tersebar luas dalam pemikiran Islam. Sarjana muslim waktu itu sudah terpengaruh dengan pemikiran imamah yang disebarkan kalangan Syiah.
Ini pula yang membuat Dr. Imarah merasa ragu dengan penyebutan istilah imam. Apalagi dalam al-quran, imam tidak pernah bermakna pemimpin politik.

 

Sementara itu, masih menurut Muhammad Imarah bahwa pernyataan yang mengatakan “al-aimah min quraisy (Bahwa kepemimpinan itu berasal dari suku Quraisy), bukanlah sebuah hadis. Ia hanya ungkapan politik yang dinisbatkan kepada Nabi.

Jika memang ia hadis, mengapa dalam dialog politik di Saqifah, Abu Bakar tidak menggunakan hadis ini untuk menguatkan argumrn politiknya? Padahal jikamemang hadis, dengan mudah dapat menyangkap pernyataan kaum Anshar yang mengatakan, “Kalua begitu, kami punya pemimpin sendiri (amir) dan kalian juga punya pemimpin sendiri saja”.

 

Jika pernyataan tadi merupakan hadis nabi, tentu menjadi kesempatan emas bagi Abu Bakar dan suku Quraisy untuk memberikan legitimasi politiknya.

Abu Bakar justru menggunakan argumentasi lain. Ia mengatakan, “Orang Arab akan tunduk kepada suku Quraisy” atau “Suku yang paling pas untuk menjadi pemimpin Arab hanya suku Quraisy”.

Abu Bakar menggunakan istilah “al-amr” atau “imarah”, bukan imam atau aimah. Kata ini dalam al-Quran berarti pemimpinan. Untuk itulah, dalam memberikan jawaban atas argumen politik kaum Anshar, Abu Bakar menggunakan kata al-amir, bukan al-imam. Orang Anshar sendiri juga menggunakan kata al-amir, bukan imam atau khalifah.

 

Politik adalah urusan dunia (al-amr). Ia membutuhkan ijtihad politik, membutuhkan pemikiran, musyawarah dan membuat berbagai keputusan penting. Ia bukan urusan agama murni yang bersumber dari wahyu dan bersifat taabudi.

Comments

comments

 border=
 border=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

five × two =

*